Motivasi Tradisi Baca di Ruang Publik, Kepala Badan Bahasa Kunjungi Lapak Baca Koper Pustaka

Semarang, 11 Mei 2025 — Ingin memotivasi masyarakat, khususnya anak-anak, untuk meningkatkan minat baca dan budaya literasi, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Hafidz Muksin, menyambangi aktivitas kegiatan literasi di ruang publik melalui lapak baca di kawasan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) Bukit Kencana, Semarang, pada Minggu pagi (11/5). Turut hadir dalam kesempatan itu Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dwi Laily Sukmawati.
Di kawasan HBKB itu komunitas literasi Koper Pustaka menghadirkan
suasana berbeda di tengah keramaian warga yang sedang berolahraga dan
bersantai. Di trotoar yang biasanya dipadati pesepeda dan pelari itu, tampak
anak-anak duduk melingkar membaca buku, dipandu oleh relawan dari komunitas
literasi Koper Pustaka. Keberadaan program bantuan pemerintah telah
menginspirasi mereka menyediakan berbagai buku bacaan berkualitas untuk dibaca
gratis di tempat.
Hafidz Muksin hadir langsung memberikan motivasi dan semangat
kepada anak-anak untuk mencintai buku sejak dini. Ia menyampaikan pentingnya
membangun kebiasaan membaca melalui fasilitasi akses bacaan di ruang-ruang
terbuka yang ramah anak.
“Membaca itu jendela dunia. Lewat buku, anak-anak bisa
menjelajahi semesta tanpa harus berpindah tempat. Lapak baca ini menjadi bentuk
nyata bahwa literasi bisa hadir di mana saja, tidak hanya di sekolah atau
perpustakaan,” ujar Hafidz di kawasan HBKB Bukit Kencana, Semarang, pada Minggu
(11/5).
Koper Pustaka, lanjut Hafidz, merupakan salah satu di
antara 340 komunitas pegiat literasi yang mendapatkan bantuan pemerintah dari
Badan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, tahun 2024. Gerakan
yang diinisiasi Koper Pustaka merupakan bukti nyata geliat dan usaha gerakan
literasi yang kini menjadi oase bagi anak-anak kota yang haus bacaan.
Yuli Kuswanti, pustakawan sekaligus penggagas gerakan
itu, menjadi sosok sentral di balik hadirnya Koper Pustaka. Bersama sang suami,
ia mulai merintis inisiatif itu pada 2021, tak lama setelah pandemi mereda.
Dukungan dana yang diperolehnya pada 2024 menjadi penyemangat untuk
menggerakkan literasi di lingkungannya. Anak-anak dan orang tua pun menikmati
kebahagiaan bersama dengan buku bacaan yang menarik.
Anak-anak yang hadir di kawasan itu tidak hanya diberi
kesempatan membaca bebas, tetapi juga diajak membaca nyaring di depan
teman-temannya. Mereka yang aktif mendapatkan hadiah lawang (door prize)
sebagai bentuk apresiasi atas keberanian dan partisipasi mereka.
Kegiatan itu pun mendapat tanggapan positif dari
masyarakat. Salah satu orang tua, berinisial Y, mengatakan bahwa lapak baca tersebut
memberikan warna baru dalam rutinitas mingguan mereka.
“Biasanya anak saya hanya main, tapi hari ini dia betah
membaca dan bermain. Ini kegiatan yang sangat positif dan semoga bisa rutin
dilakukan,” ungkapnya.
Sementara itu, Hamka, salah satu anak yang ikut membaca
dengan penuh antusias, mengatakan bahwa membaca membuatnya merasa bahagia.
“Senang baca buku, apalagi buku kisah nabi-nabi,” kata
anak polos itu sambil tersenyum memegang hadiah lawang.
Literasi di Ruang
Publik, Akses Terbuka yang Berdampak Luas
Inisiatif dari komunitas literasi menjadi bagian dari
layanan dan strategi kemitraan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah dengan
komunitas untuk mendekatkan buku dan kegiatan literasi kepada masyarakat secara
langsung. Membawa buku ke ruang public, seperti taman, trotoar, dan area HBKB,
dianggap sebagai pendekatan yang efektif untuk menjangkau lebih banyak
kalangan, termasuk mereka yang tidak memiliki akses mudah ke perpustakaan.
Menurut Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dwi
Laily Sukmawati, kegiatan tersebut tidak hanya menumbuhkan minat baca, tetapi
juga membangun interaksi sosial yang positif di antara anak-anak.
“Selama ini kami memiliki layanan Bawaling (Balai Bahasa
Provinsi Jawa Tengah Keliling). Program ini merupakan layanan kepada
masyarakat, termasuk literasi. Ada inisiasi dari kami memberikan layanan
literasi tanpa ada permintaan, misalnya ke komunitas baca, ke sekolah, dan ruang
publik lain yang membangun interaksi sosial yang positif," jelas Laily.
Laily menambahkan bahwa ke depan Balai Bahasa Provinsi Jawa
Tengah berkomitmen untuk menjadikan kegiatan serupa sebagai agenda rutin. Dalam
menjalankan program itu, pihaknya bekerja sama dengan komunitas literasi dan
pemerintah daerah.
“Harapannya, ruang-ruang baca seperti ini bisa menjadi bagian dari wajah baru ruang kota yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga cerdas secara intelektual,” tegasnya. (Dv)