Kuliah Umum, FWI Gali Sejarah dan Tantangan Pendaulatan Bahasa Indonesia di Era Kini

Kuliah Umum, FWI Gali Sejarah dan Tantangan Pendaulatan Bahasa Indonesia di Era Kini

Jakarta, 5 Mei 2025—Forum Widyabasa Indonesia (FWI) bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyelenggarakan Kuliah Umum Kebahasaan bertajuk “Ekspedisi Sejarah Bahasa Indonesia dan Pendaulatan Bahasa Negara pada Era Kini”. Kegiatan ini digelar secara hibrida dan diikuti oleh lebih dari 400 peserta dari seluruh Indonesia, serta disiarkan langsung melalui kanal YouTube resmi Badan Bahasa.

Acara ini menghadirkan narasumber utama Yudi Latif, Atikah Solihah (Ketua Umum FWI), dan Maryanto (penghayat Trigatra Bangun Bahasa). Hadir pula Hafidz Muksin, Kepala Badan Bahasa, dan Imam Budi Utomo, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, yang membuka acara secara resmi.

Dalam sambutannya, Imam menegaskan bahwa upaya penguatan bahasa Indonesia tidak dapat dibebankan semata-mata kepada pemerintah pusat melainkan perlu sinergi dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan. "Keterlibatan seluruh unsur masyarakat sangat diperlukan, termasuk para professional di bidang kebahasaan, seperti Widyabasa, komunitas akademik, dan pemerintah daerah. Bahasa Indonesia adalah fondasi pemersatu bangsa sekaligus wajah peradaban kita di dunia," ujarnya.

Ketua Umum FWI, Atikah Solihah, dalam pemaparannya menekankan pentingnya peran jabatan fungsional Widyabasa dalam memperkuat pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia. Ia menyampaikan bahwa kemahiran berbahasa merupakan wujud nyata kedaulatan bangsa, yang bisa diukur secara objektif melalui Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). “Kemampuan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara harus terus diasah. Bahkan kini kita juga mengenal kemahiran memirsa, yaitu kemampuan untuk menyimak atau memahami informasi yang disampaikan melalui media visual dan audiovisual, seperti film, video, dan televisi,”  tuturnya. Ia juga mengingatkan pentingnya daya tangkap, daya ungkap, daya serap, dan daya tahan dalam memahami bahasa sebagai alat komunikasi dan identitas budaya.

Yudi Latif, sebagai pemakalah utama, membawa peserta menyelami sejarah panjang bahasa Indonesia dari masa Melayu klasik hingga menjadi bahasa negara. Ia menyebut bahasa Indonesia sebagai produk dekolonisasi paling sukses di Asia, yang lahir bukan dari dominasi mayoritas, melainkan dari semangat gotong royong dan kesepakatan multikultural. “Bahasa Indonesia adalah perangkat lunak bangsa ini. Ia lahir dari semangat egaliter, bukan dari superioritas. Sejarahnya tidak sekadar administratif, tetapi revolusioner,” ungkap Yudi.

Sementara itu, Maryanto mengingatkan pentingnya Trigatra Bangun Bahasa sebagai landasan kebijakan bahasa nasional: mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing. Menurutnya, inilah semangat yang harus terus dihidupi generasi muda dalam menjawab tantangan global tanpa melupakan akar budaya.

Sebagai organisasi profesi terbuka, sejak 2023, FWI telah aktif membangun ekosistem profesi kebahasaan dengan lebih dari 350 anggota dari seluruh Indonesia. Forum ini berkomitmen menjadi mitra strategis Badan Bahasa dalam penguatan fungsi bahasa Indonesia di berbagai sektor.

Hafidz Muksin, Kepala Badan Bahasa turut mendukung kegiatan yang telah diselenggaran oleh FWI dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional. Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen bersama dalam menjaga kedaulatan Bahasa Indonesia sesuai dengan Permendikdasmen No. 2 Tahun 2025 yang mengharapkan kolaborasi berbagai pihak untuk mengawasi penggunaan Bahasa Indonesia, terutama FWI.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, saya berharap kegiatan ini akan terus berlanjut, dan mari, bersama-sama kita melakukan pengawasan terhadap penggunaan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan tidak lupa untuk menguasai bahasa asing”, ungkapnya sembari menutup kegiatan.

Kuliah umum ini menjadi pengingat bahwa bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga sumber daya strategis kebudayaan dan politik kebangsaan, yang harus dijaga dan dikembangkan oleh seluruh elemen bangsa, terutama generasi muda. (Devi Virhana)

Dokumentasi



Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa