Badan Bahasa dan Dalang Publishing Bahas Masa Depan Sastra Indonesia di Kancah Global

Jakarta, 24 April 2025—Dalam rangka memupuk semangat
memperkuat peran bahasa dan sastra Indonesia di panggung internasional, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) melaksanakan Rapat Audiensi
dengan Dalang Publishing yang diasuh oleh sastrawan dan penerbit senior, Lian
Gouw. Pertemuan ini berlangsung pada Kamis, 24 April 2025 di Kantor Badan
Bahasa.
Audiensi yang dipimpin langsung oleh Kepala Badan
Bahasa, Hafidz Muksin, ini membahas potensi besar karya-karya Lian Gouw dalam
menginspirasi residensi sastrawan Indonesia ke luar negeri. "Karya-karya
beliau sangat relevan untuk membawa semangat kebahasaan dan sastra kita ke
level global," ujar Hafidz. Dalam pertemuan tersebut, ia juga menekankan
pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam literasi
nasional serta perlunya penyuntingan ketat dari redaksi untuk menjaga kualitas
karya.
Badan Bahasa merencanakan penerbitan karya sastra
dalam dua bahasa Indonesia dan bahasa asing guna memperkenalkan kekayaan sastra
Indonesia ke audiens internasional. Tak
hanya itu, program magang penulisan bagi sastrawan muda pun akan digagas dengan
Lian Gouw sebagai mentor utama. Dalam kesempatan tersebut, Lian Gouw
menyampaikan kegelisahannya tentang kurangnya dukungan dari pemerintah terhadap
karya-karya penulis diaspora. Ia juga mengungkapkan bahwa penggunaan kata
serapan yang tidak tepat sering kali menimbulkan miskomunikasi. "Saya
mendukung semangat Trigatra Bangun Bahasa. Namun, kita perlu bijak dalam
menyerap dan menggunakan istilah asing," ungkapnya.
Lian juga menyinggung soal pentingnya pembinaan penulis
dari nol dan keberlangsungan Dalang Publishing atas inisiatifnya yang selama
ini telah memberi ruang bagi para penulis muda untuk belajar menyunting
sekaligus menulis. Ia berharap agar kolaborasi dengan Badan Bahasa dapat memperkuat
jembatan sastra antara Indonesia dan dunia.
Sekretaris Badan Bahasa, Ganjar Harimansyah, mendukung
gagasan residensi sastrawan dan menyatakan bahwa pihaknya siap memfasilitasi
hingga proses penerbitan selama penulis menguasai bahasa Indonesia dengan baik.
Audiensi ini juga membahas kendala penerbitan pada aspek penyuntingan dan distribusi. "Buku-buku sastra kerap tidak tersunting secara maksimal dan sulit diakses publik," kata Melani Budianta, menyoroti pentingnya kerja sama dengan Badan Bahasa untuk mendistribusikan buku secara digital. Rapat ini menjadi momentum penting untuk menghidupkan kembali semangat kebahasaan dan kesastraan nasional dengan pendekatan kolaboratif, inklusif, dan lintas batas negara. (Devi Virhana/Arif)
Dokumentasi