Kunjungan Penyelenggara Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XIII ke Badan Bahasa: Sinergisitas Diplomasi Budaya Melalui Puisi

Kunjungan Penyelenggara Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XIII ke Badan Bahasa: Sinergisitas Diplomasi Budaya Melalui Puisi

Jakarta, 23 April 2025—Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menerima kunjungan dari penyelenggara Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XIII, yakni Maman S. Mahayana, Mustafa Ismail, Ahmadun Yosi Herfanda, Imam Ma’arif, Wa Ode Wulan Ratna, dan Shantined. Kunjungan diterima di ruang rapat Betawi, Badan Bahasa, oleh Kepala Badan Bahasa, Sekretaris Badan Bahasa, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Kepala Bidang Peningkatan dan Penguatan Literasi, serta Tim Humas, Publikasi, dan Kerja Sama Sekretariat Badan Bahasa pada 23 April 2025.

Dalam pertemuan tersebut, Ahmadun menyampaikan pengantar, “Jakarta akan menjadi tuan rumah PPN XIII yang akan berlangsung pada 11—14 September 2025. Acara dua tahunan ini akan digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, dan melibatkan 1.000 peserta dari dalam dan luar negeri. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari PPN XII yang sebelumnya diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia. Kali ini, PPN di Jakarta mengusung ‘Puisi untuk Persaudaraan dan Perdamaian’ sebagai tema besarnya.”

Sementara itu, Maman menyampaikan, “PPN XIII menjadi ajang strategis bagi para penyair dari Asia Tenggara dan sejumlah negara lain, seperti India, Cina, Korea Selatan, hingga Madagaskar. Para penyair akan terlibat dalam beragam diskusi, orasi budaya, pembacaan puisi, dan musikalisasi puisi. Selain itu, acara ini juga akan menampilkan tradisi sastra pesantren, tantangan puisi di era digital dan AI, serta pengajaran puisi di sekolah. Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Dewan Kesenian Jakarta dan Yayasan Hari Puisi.”

“Para peserta PPN XIII nanti akan disuguhi berbagai agenda, antara lain seminar, workshop puisi untuk pelajar, pentas seni, bazar buku, dan pameran fotografi penyair. Tidak hanya penyair senior, banyak generasi muda juga ikut berpartisipasi dalam sesi open call pembacaan puisi. Penampilan seni, seperti teaterikalisasi puisi dan pertunjukan musikalisasi, turut memeriahkan acara. Kehadiran seniman dari berbagai negara menjadikan acara ini semakin semarak dan penuh warna,” ujar Mustafa.

Mustafa melanjutkan, “Acara ini juga ditujukan untuk memperkokoh posisi Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia, sebagaimana ditetapkan oleh UNESCO pada 2021. Selain menjadi episentrum sastra Asia Tenggara, PPN XIII diharapkan dapat mendorong pariwisata berbasis sastra. Wisata budaya ke Monas dan TMII pun menjadi bagian dari rangkaian kegiatan. Ini adalah bentuk konkret puisi sebagai jembatan kultural dan diplomasi antarbangsa.”

Pertemuan ini membahas dukungan institusional dan sinergi antarlembaga. Audiensi ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi promosi literasi dan diplomasi budaya melalui puisi. Sejumlah tokoh akan turut serta dalam PPN XIII, seperti Taufiq Ismail, Sutardji Calzoum Bachri, dan penyair dari negara ASEAN lainnya. Panggung Penyair Nusantara akan digelar dalam tiga sesi besar yang menghadirkan lebih dari 40 penyair dari berbagai negara.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin menyampaikan, “Kebijakan Mendikdasmen adalah untuk menjadikan Kementerian sebagai rumah yang dapat memberikan pelayanan yang ramah. Kami mendukung penyelenggaran PPN XIII untuk memperkuat kekerabatan di wilayah Nusantara. Tentu kami sangat senang apabila penutupan PPN XIII nanti akan dilaksanakan di area Panggung Terbuka W.S. Rendra, Badan Bahasa.”

Ketua Pelaksana PPN XIII, Imam Ma’arif berharap akan pertemuan para penyair ini meninggalkan jejak kuat dalam sejarah sastra Asia Tenggara. Penyelenggara PPN XIII mengajak masyarakat, lembaga, dan komunitas sastra untuk terlibat aktif menyukseskan acara ini. Dengan semangat kebersamaan, penyelenggara menargetkan PPN XIII sebagai perayaan sastra yang inklusif dan berpengaruh. Harapannya, puisi dapat menjadi medium yang menyuarakan perdamaian dan menjembatani kemanusiaan.

“PPN XIII bukan sekadar ajang festival, melainkan juga forum strategis memperkuat jejaring sastra dan kebudayaan kawasan. Penyair diharapkan hadir dengan suara yang menenangkan dan menyemangati dunia. Dalam suasana yang sarat refleksi dan apresiasi, PPN XIII akan menjadi napas baru bagi ekosistem sastra Nusantara. Jakarta siap menyambut para penyair dengan hangat dan terbuka,” ujar Imam. (MA)

Dokumentasi


Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa