Penutupan Festival Literasi dan Sastra Nasional 2024, Merajut Asa untuk Indonesia Emas

Penutupan Festival Literasi dan Sastra Nasional 2024, Merajut Asa untuk Indonesia Emas

Festival Literasi dan Sastra Nasional 2024 yang mengusung tema "Komunitas Literasi dan Sastra Berkarya untuk Indonesia Emas" resmi ditutup pada Kamis, 12 Desember 2024 di Hotel Jayakarta, Jakarta. Acara ini menjadi ajang penting bagi komunitas literasi dan sastra dari seluruh Indonesia untuk merayakan kreativitas dan kontribusi mereka dalam mendukung pengembangan budaya baca tulis dan penguatan bahasa daerah. Penutupan ini menjadi klimaks dari rangkaian acara yang dirancang untuk memberikan inspirasi sekaligus penghargaan atas dedikasi para pelaku literasi.

Penutupan ini ditandai dengan pidato resmi dari Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, yang memberikan apresiasi tinggi atas dedikasi para peserta dalam membangun semangat literasi dan sastra di Indonesia. “Festival ini adalah bukti nyata bahwa literasi dan sastra dapat menjadi pilar penting dalam membentuk karakter bangsa. Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, kita membutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berbudaya dan memahami nilai-nilai luhur bahasa dan sastra. Kolaborasi seluruh pihak yang terlibat di acara ini sangatlah berarti,” ujar Hafidz Muksin dalam pidato penutupannya.

Salah satu momen puncak dalam acara penutupan adalah pemberian penghargaan Apresiasi Krida Duta Bahasa yang ditujukan kepada para aktivis muda. Penghargaan ini terdiri atas beberapa kategori, yaitu Krida Bengkel Kreatif Berbahasa Daerah, Krida Film Pendek Berbahasa Daerah, Krida Konten Media Sosial Berbahasa Daerah, dan kategori untuk penerima penghargaan dalam rangka Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Adaptif. Penghargaan ini menjadi simbol pengakuan terhadap dedikasi anak muda dalam melestarikan bahasa dan sastra daerah di tengah arus modernisasi.

Ganjar Harimansyah, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, dalam laporannya menyampaikan bahwa penghargaan ini bukan hanya apresiasi, tetapi juga bentuk motivasi agar lebih banyak generasi muda terlibat aktif dalam pengembangan bahasa dan sastra. “Melalui penghargaan ini, kami ingin mendorong anak-anak muda untuk terus berkreasi dan mengintegrasikan bahasa daerah ke dalam berbagai medium modern. Mereka adalah motor penggerak untuk memastikan bahwa bahasa dan sastra kita tetap relevan di masa depan,” ujar Ganjar. 

Penutupan festival ini dimeriahkan dengan berbagai penampilan seni dan budaya yang memukau. Rangkaian acara tersebut meliputi Palang Pintu Betawi, yang dikenal sebagai tradisi penyambutan khas Betawi yang menggabungkan seni bela diri dan pantun. Selain itu, tari saman dari Aceh yang menampilkan harmoni gerakan serempak menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu. Tarian khas dari Nusa Tenggara Timur juga dihadirkan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia bagian timur. Tidak ketinggalan, nyanyian klasik Kampuang Nan Jauh di Mato yang menggugah rasa rindu kampung halaman turut memeriahkan suasana. Semua penampil berasal dari siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama. Sebagai penutup, penampilan dari Duta Bahasa DKI Jakarta menjadi puncak hiburan yang memukau dan menyegarkan. Setiap penampilan seni budaya ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga menjadi pengingat akan keragaman budaya Indonesia yang menjadi bagian penting dari identitas bangsa. 

Festival Literasi dan Sastra Nasional 2024 tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga sarana untuk menguatkan komitmen bersama dalam melestarikan budaya literasi dan sastra. Selama acara berlangsung, peserta tidak hanya berpartisipasi dalam kegiatan, tetapi juga membangun jejaring dan berbagi ide untuk mendorong inovasi di bidang literasi. Para pelaku literasi diharapkan mampu membawa semangat yang sama ke daerah masing-masing dan menciptakan dampak yang lebih luas. 

Dalam pidato penutupannya, Hafidz Muksin juga menegaskan bahwa keberhasilan festival ini adalah langkah awal dari perjalanan panjang. “Komitmen kita bersama diperlukan untuk memastikan bahwa inisiatif-inisiatif seperti ini terus berjalan. Literasi dan sastra adalah aset bangsa yang harus terus dijaga, dikembangkan, dan diwariskan kepada generasi berikutnya,” tegasnya.

Ganjar Harimansyah menambahkan bahwa pelaksanaan festival ini menjadi pengingat bahwa bahasa dan sastra memiliki peran strategis dalam membentuk jati diri bangsa. “Kita perlu terus memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk menjembatani tradisi dengan modernisasi sehingga bahasa dan sastra tetap relevan dan dapat dinikmati oleh semua generasi,” kata Ganjar.

Festival Literasi dan Sastra Nasional 2024 berakhir dengan penuh semangat dan optimisme. Acara ini menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat untuk mendukung cita-cita besar Indonesia Emas 2045. Dengan semangat yang telah dibangun, komunitas literasi dan sastra diharapkan dapat terus berkembang, menjaga nilai-nilai budaya, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan bangsa.

Dokumentasi



Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa