Bedah Buku Kartini: Kumpulan Surat-Surat 1899–1904: Menggali Pemikiran Kartini dalam Upaya Peningkatan Literasi

Bedah Buku Kartini: Kumpulan Surat-Surat 1899–1904: Menggali Pemikiran Kartini dalam Upaya Peningkatan Literasi

Jakarta, 13 Desember 2024 – Perpustakaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdamen) kembali mengadakan kegiatan bedah buku yang kali ini mengangkat karya monumental Kartini: Kumpulan Surat-Surat 1899–1904. Kegiatan ini diselenggarakan pada Jumat, 13 Desember 2024, pukul 09.00 hingga 11.30 WIB, bertempat di Aula Sasadu, Gedung M. Tabrani, Kantor Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Rawamangun, Jakarta.

Bedah buku kali ini menjadi momen istimewa karena menghadirkan beberapa narasumber berkompeten. Salah satu narasumbernya adalah Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia. Beliau mengirimkan pesan motivasi lewat video terkait relevansi surat-surat Kartini bagi generasi masa kini. Selain itu, hadir pula Wardiman Djojonegoro, penulis buku Trilogi Kartini sekaligus mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayan RI (periode 1993—1998). Tidak ketinggalan, Asma Nadia, novelis terkenal, juga turut memberikan perspektif menarik tentang pemikiran dan kontribusi Kartini bagi pergerakan perempuan.

Hafidz Muksin, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa),, dalam laporannya mengungkapkan bahwa Perpustakaan Badan Bahasa terus berkomitmen untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan literasi yang dapat memperkaya wawasan masyarakat, terutama dalam mengenal lebih dekat tokoh-tokoh penting dalam sejarah Indonesia, seperti Kartini. Kegiatan bedah buku ini terbuka untuk umum, baik secara daring maupun luring. Acara secara luring diikuti oleh 200 peserta, sementara itu peserta secara daring bergabung melalui zoom dan siaran YouTube Badan Bahasa.

“Kami di Badan Bahasa terus berkomitmen untuk menyelenggarakan kegiatan bedah buku. Salah satu tujuannya untuk meningkatkan literasi anak bangsa. Kegiatan ini terbuka untuk umum, hari ini dihadiri 200 peserta secara langsung, peserta lainnya bisa bergabung melaui zoom dan kanal Youtube Badan Bahasa dalam siaran langsung”, ungkap Hafidz.

Di akhir laporannya, Hafidz berharap buku trilogi Kartini yang dibahas dalam acara ini dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat, terutama dalam memperkaya wawasan tentang literasi. “Acara kali ini baru membahas jilid pertama dari trilogi tersebut. Harapan kami diskusi akan dilanjutkan pada jilid-jilid berikutnya dan tentu diharapkan masyarakat akan termotivasi untuk mendalami pemikiran tokoh bangsa dan menambah wawasan dalam berliterasi,” harapnya.

Dalam kesempatan yang sama melalui video Menteri Keuangan Republik Indonesiasangat mengapresasi kegiatan bedah buku tersebut. Ia menyampaikan bahwa peluncuran buku trilogi Kartini merupakan upaya penting untuk menggali inspirasi dari karya besar seorang pahlawan perempuan. "Ini adalah karya yang harus kita hargai dan dukung penuh karena Kartini telah menulis karya yang sangat menginspirasi," ujar Sri Mulyani.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya generasi muda untuk mempelajari pemikiran para tokoh bangsa, termasuk Kartini. "Pemikiran beliau sangat tinggi. Karyanya berupa 179 surat dan 11 artikel ilmiah yang dapat kita pelajari langsung dari buku ini. Proses penerjemahan tulisan Kartini sangat penting agar kita bisa memahaminya dengan baik karena pemikirannya sangat cerdas dan tulus untuk bangsa ini," tambahnya. Menurutnya buku ini akan membuka mata kita terhadap perjuangan perempuan, terutama perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan pada masanya.

Hal senada juga juga disampaikan oleh Kepala Badan Bahasa, Aminudin Aziz. Ia menyoroti betapa pentingnya karya ini untuk menggugah kesadaran tentang literasi di Indonesia. "Saat ini hadir bersama kita Bapak Wardiman. Beliau yang sudah berusia 90 tahun masih produktif menulis. Kita harus merenunginya. Anak muda sekarang semakin jarang menulis. Sepertinya ada yang salah dalam proses kreatif mereka," ujarnya.

Amin juga mengungkapkan bahwa salah satu program penting yang dijalankan oleh Badan Bahasa adalah pengembangan literasi. Kepala Badan bahasa berterima kasih atas dedikasi yang telah diberikan oleh Bapak Wardiman Djojonegoro dalam mendukung program literasi ini.

Menurutnya ada dua hal yang bisa membuat pemikiran seseorang menjadi kuat. Pertama, dengan terus membaca dan menulis. Kedua, dengan berperan aktif dalam organisasi, seperti menjadi ketua yayasan atau lembaga-lembaga masyarakat yang mendorong kemajuan literasi.

Membaca Kartini:

Bagi Kepala Badan Bahasa, membaca Kartini berarti membaca sosok perempuan yang tangguh. "Ketegaran perempuan bisa dilihat dari bagaimana Kartini melihat dirinya serta perjuangan beliau dalam situasi zaman yang penuh tantangan," ungkapnya. Zaman yang dijalani Kartini sangat berbeda dengan zaman sekarang dan melalui surat-surat yang beliau tulis kita dapat memahami betapa besar perjuangan yang ia lakukan dalam masa penjajahan.

Kartini juga memberikan pandangan tentang pentingnya literasi bagi masyarakat. "Walaupun beliau berasal dari keluarga ningrat, literasi tidak hanya milik kaum ningrat. Kartini mengajarkan kita bahwa pendidikan dan pengetahuan harus dinikmati oleh semua lapisan masyarakat," ujar Amin.

Terakhir, Kepala Badan Bahasa menambahkan bahwa membaca Kartini berarti juga memahami cita-cita yang visioner. "Emansipasi wanita yang kini kita kenal merupakan salah satu cita-cita besar yang dilontarkan oleh Kartini," tutupnya.

Dalam kesempatan yang sama, Asma Nadia, novelis terkemuka di dunia, menyampaikan rasa terima kasihnya karena dapat meluangkan waktu untuk membaca surat-surat Kartini dari tahun 1899 sampai 1904. Ia merasa buku tersebut sangat menggugah dan membuka mata tentang sosok Kartini yang belum sepenuhnya ia kenal, meskipun sebelumnya ia sudah merasa akrab dengan pemikiran Kartini. Asma berharap Badan Bahasa dapat mengambil peran dalam mempromosikan buku-buku penting ini, khususnya untuk generasi muda, terutama perempuan. Ia mengusulkan agar diadakan acara rutin, seperti bedah buku setiap bulan atau dua bulan sekali untuk mengenalkan karya-karya sastra sehingga minat baca dan menulis, terutama di kalangan generasi muda, dapat meningkat.

Selain itu, Asma menyampaikan keprihatinan kondisi toko buku di Indonesia yang banyak tutup setelah pandemi dan berharap ada langkah nyata dari pemerintah untuk mendukung gerakan membaca. Terakhir, ia menyarankan agar perpustakaan lebih banyak menampilkan buku-buku yang relevan dan menarik bagi pembaca muda sehingga minat baca dan menulis di Indonesia dapat terus berkembang. (Devi Virhana)

Dokumentasi


Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa