Bedah Buku: Hidup, Renungan, dan Cita-Cita Kartini

Perpustakaan Badan Bahasa Kemendikdasmen menyelenggarakan
acara Bedah Buku dengan tema "Kartini: Hidupnya, Renungannya, dan Cita-Citanya"
yang merupakan buku kedua dari trilogi karya Wardiman Djojonegoro. Acara ini
bertujuan untuk mendalami pemikiran dan perjuangan Kartini serta memberikan inspirasi bagi generasi muda.
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah, dalam sambutannya
mengungkapkan bahwa bedah buku ini merupakan hasil kerja sama antara Perpustakaan Badan Bahasa dan
Perpustakaan Kemendikbudristek. “Banyak pihak yang mendukung terselenggaranya kegiatan ini,
terutama kolaborasi antara Perpustakaan Badan Bahasa dan Perpustakaan
Kemendikbudristek,” ujarnya. Ganjar juga turut membacakan
puisi indah tentang Kartini untuk sang kekasih dalam kesempatan tersebut.
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan
pesan penting dalam acara ini. Ia menyatakan bahwa peluncuran buku ini adalah langkah nyata
untuk menggali nilai-nilai luhur yang diwariskan Kartini. "Peluncuran buku
ini adalah upaya untuk terus menggali dan mendapatkan inspirasi agar kita terus
termotivasi dalam memajukan bangsa Indonesia. Para mahasiswa dan generasi muda
adalah mereka yang akan meneruskan cita-cita bangsa kita," ujarnya.
Buku karya Wardiman Djojonegoro
ini merupakan bagian kedua dari trilogi yang mengisahkan perjalanan hidup
Kartini, mulai dari masa kecil hingga perjuangannya dalam memperjuangkan
pendidikan dan kesetaraan gender. Wardiman menjelaskan bahwa buku ini
didasarkan pada analisis mendalam terhadap surat-surat Kartini. “Buku ini tidak
hanya menceritakan kisah hidup Kartini, tetapi juga memberikan gambaran tentang
pemikiran dan cita-citanya yang melampaui zamannya,” ungkap Wardiman. Acara ini
juga dimeriahkan dengan pembacaan surat-surat Kartini oleh Safrudiningsih (TBM
Bukit Duri Bercerita), Mayra Khansa S.N. (SMKN 26 Jakarta), dan Inneke
Indriastuti (MAN 3 Jakarta Pusat). Surat-surat tersebut memberikan gambaran
langsung tentang perjuangan intelektual Kartini yang mampu melampaui batasan
budaya pada masanya.
Kanti W. Janis, penulis dan pendiri komunitas Baca di Tebet, juga memberikan ulasan tentang buku ini. Ia menekankan bahwa karya ini adalah panduan penting untuk memahami konteks sosial dan budaya yang dihadapi Kartini. "Melalui buku ini, kita dapat memahami tantangan besar yang dihadapi Kartini dan bagaimana ia mampu menjawabnya dengan keberanian dan keteguhan," ujarnya. Melalui bedah buku ini, Badan Bahasa berharap dapat menghidupkan kembali semangat Kartini dalam memperjuangkan pendidikan dan kesetaraan. Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab. Peserta pun memberikan pandangannya mengenai relevansi perjuangan Kartini pada masa kini. (Wiki A. Fauji)