Ceria dan Gembira di Festival Tunas Bahasa Ibu Provinsi Sumatera Utara

Medan, 16 November 2024—Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, menggelar Puncak Perayaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 13—16 November 2024 di Medan, Sumatera Utara. Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang diselenggarakan di Hotel Le Polonia, Medan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemahiran siswa dalam berbahasa daerah dan meningkatkan kreativitas siswa dalam bersastra daerah serta rasa percaya diri dan bangga siswa terhadap kekayaan budaya berupa bahasa dan sastra daerah. Selain itu, kegiatan itu juga bertujuan untuk membangun kerja sama antarlembaga di Provinsi Sumatera Utara dalam pengembangan, pelestarian, dan pemanfaatan bahasa dan budaya daerah.
Kegiatan FTBI Sumatera Utara dibuka secara resmi oleh Roedy Fahrizal S.T., M.Sc., M.Eng., Sekretaris Dinas Pendidikan Sumatera Utara. Dalam pidatonya, ia menjelaskan bahwa Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara sangat mengapresiasi dan senang dengan adanya kegiatan FTBI yang diikuti oleh generasi muda. “Janganlah malu atau merasa rendah diri ketika menggunakan bahasa daerah atau bahasa ibu karena di suatu masa nanti itu sama seperti apa yang tertulis di prasasti tidak ada lagi yang memahaminya dan itu harus dipelajari lebih dulu jika tidak ada penutur jatinya,” kata Roedy.
Roedy juga menyampaikan bahwa bahasa ibu mewakili dan mengandung nilai-nilai adat istiadat daerah. “jangan sampai nanti kita mendengar ada nama dengan marga di Sumatera Utara, tetapi tidak tahu berbahasa daerahnya sendiri.” tambahnya. Ia berharap agar kesempatan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para peserta dan para peserta harus bangga karena para tunas bahasa ibu adalah para penerus dan pewaris budaya dari adat istiadat daerah masing-masing melalui bahasa ibu.
Pada kesempatan yang sama, Hidayat Widiyanto, M.Pd., Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara menerangkan bahwa penyelenggaraan kegiatan FTBI yang bermuara pada upaya memberikan wadah bagi generasi muda dalam melestarikan bahasa dan budaya daerah tersebut merupakan bentuk nyata Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. ”Kegiatan ini merupakan puncak selebrasi dan apresiasi kepada anak-anak hebat, anak-anak kreatif dalam merayakan dan merevitalisasi bahasa daerahnya masing-masing dengan cara yang asyik,” jelasnya.
“Revitalisasi Bahasa Daerah di Sumatera Utara telah masuk pada perjalanan tahun ketiga. Di Sumatera Utara Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) dimulai sejak tahun 2022. Malam ini telah hadir di depan kita tahapan festival tunas bahasa ibu tingkat provinsi 2024, proses tengah yang masih perlu diteruskan dan dilanjutkan oleh anak-anak semua sebagai penutur muda di daerahnya masing-masing,” tegas Hidayat.
Revitalisasi Bahasa Daerah dilaksanakan atas kerja sama Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara dengan meneruskan program tahun 2022 dengan Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Padanglawas Utara, dan Kota Padangsidimpuan. Pada 2023 Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara menginisiasi kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, Toba, Asahan, Langkat, dan Tapanuli Utara. Pada tahun 2024 kerja sama dilakukan dengan Pemerintah Kabupaten Nias dan Simalungun. “Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada bupati dan walikota dari 12 kabupaten/kota beserta jajaran dinas pendidikan dan semua pemangku kepentingan daerah yang mendukung kegiatan RBD ini. Selanjutnya, kami juga mengucapkan terima kasih kepada para akademisi, budayawan, pakar, maestro, pengawas, kepala sekolah, guru, serta para pegiat dan pengembang bahasa daerah yang telah terlibat dalam rangkaian revitalisasi ini,” jelas Hidayat.
“Yang perlu kita sampaikan pada kesempatan ini, marilah, kita berikan apresiasi kepada anak-anak kita yang telah berbahagia, bersenang-senang, berlatih, dan merevitalisasi bahasa daerah mereka karena aktor utama pada revitalisasi bahasa daerah ini adalah tunas muda yang telah menggunakan bahasa daerah dalam berbagai permainan dan media dengan penuh suka cita dan kegembiraan,” terang Hidayat.
“Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara bersama 12 kabupaten/kota di Sumatera Utara melaksanakan revitalisasi bahasa Melayu dialek Panai, Melayu dialek Sorkam, Melayu dialek Asahan, Melayu dialek Langkat, Batak dialek Angkola, Batak dialek Toba, Batak Simalungun, dan bahasa Nias melalui lomba-lomba untuk siswa tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di 12 kabupaten dan kota. Lomba-lomba tersebut telah diselenggarakan pada tingkat kabupaten/kota masing-masing,” tambahnya.
Kegiatan FTBI tersebut dihadiri oleh 180 orang peserta yang berkontribusi secara langsung menunjukkan kemampuan mereka. Peserta yang hadir merupakan saringan dari FTBI tingkat kabupaten/kota. Mereka akan menunjukkan penguasaan bahasa daerah dalam tujuh jenis kegiatan, yaitu (1) membaca dan menulis aksara daerah, (2) menulis cerita pendek, (3) membaca dan menulis puisi (sajak), (4) mendongeng, (5) pidato, (6) menyanyi atau tembang tradisi, dan (7) komedi tunggal (standup comedy). (MA/NA)
Dokumentasi